saya marah.
sedih.
yang utama, saya sakit hati.
bagaimana kalau tiba-tiba kalian dimaki orang terdekat kalian dengan kata-kata yang tidak pantas?
marah. sedih. kecewa. sakit hati.
pantas? pantas kah saya begitu?
apalagi, orang tersebut adalah orang yang saya hormati.
hanya karena masalah sepele, keluarlah kata-kata tidak pantas itu. pantas kah?
pantas kah orang yang seharusnya paling mengerti saya bertindak seperti itu?
sangat di luar pemahaman.
walau orang itu dalam kendala emosi dan cobaan, pantas kah?
bukankah setiap orang punya emosi dan cobaan? termasuk saya?
apa orang itu pernah berpikir dua kali, atau setidaknya berpikir ulang setelah melakukan tindakannya? tindakannya menyakiti orang lain kah?
saya paham. sungguh.
emosi dan cobaan selalu ada. setiap hari. tidak pernah pergi.
tapi, setelah lewat semua emosi dan cobaan, pernahkah orang itu berpikir ulang?
pernahkah orang itu meminta maaf?
tak perlu serangkaian kata indah dan puitis. hanya kata maaf.
susah kah?
saya akui.
masa lalu saya memang beringas dan tidak tahu maaf.
tapi sungguh, saya menyesal. dan berusaha berubah.
adakah perubahan?
ada. saya merasakan. tak perlu pembuktian. dan tak perlu juga pembeberan dan publikasi.
saya hanya perlu orang itu menyadari.
sayang.
saya hanya mendapat kecewa. dan sakit hati.
orang itu tidak melihat.
orang itu terperangkap pada image semu yang dipertahankannya.
perlukah saya memecah kaca di depannya. agar orang itu bisa melihat dunia sesungguhnya.
bahwa semua memiliki dua sisi. depan dan belakang. baik dan buruk.
ataukah saya perlu memutar kaca itu ke sisi satunya?
tapi pantas kah saya memecah kaca itu bila orang itu sendiri tidak berusaha keluar dari perangkap kaca itu?
dan bukankah seharusnya kami saling mengerti? memberi pengertian lebih?
bukankah kami harus saling mengalah?
tapi tidak. itu tidak terjadi.
dan dengan segala tuntutan yang mengarah sekarang, saya lelah.
ingin menangis.
ingin menjerit.
tapi, kembali lagi.. pantas kah?
bukankah ada banyak hal yang jauh lebih berharga untuk dilakukan?
orang berkata, hargailah hidupmu yang berharga. saya ingin, sungguh.
tapi sakit hati meresap ke lubuk terdalam.
dan kembali lagi. kata "pantas kah" muncul di permukaan?
saya tidak tahu lagi.
terlalu lelah untuk menjabarkan. dan membersihkan.
lebih baik saya menunjukkan terima kasih.
walau begitu, saya menyayangi, dan mencintai, orang itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment